Skip to main content

Jika Kalian Sedang Marah, Maka Mandilah/Berwudhulah!

orang marah
ilustrasi marah via pixabay 

Suatu ketika, Muawiyah bin Abu Sufyan (khalifah pertama Dinasti Umayyah) berdiri di atas mimbarnya setelah ia menunda sebagian pemberian harta kepada beberapa orang Muslim hingga dua bulan ke depan. Ia berkata, "Dengarkanlah dan taatilah perkataanku!"

Maka Abu Muslim Al-Khulani berdiri mendekat untuk mengkritiknya sehubungan dengan tindakan Muawiyah yang salah itu. Abu Muslim berkata, "Kami tidak wajib mendengarkan dan menaatimu, hai Muawiyah!".

Muawiyah kemudian menanyakan alasannya, "Mengapa, wahai Abu Muslim?"

Abu Muslim berkata, "Hai Muawiyah, bagaimana mungkin engkau menghentikan (menunda) pemberian, sedangkan harta yang diberikan bukan hasil jerih payahmu, bukan hasil jerih payah ayah dan ibumu. Mengapa engkau menahannya begitu lama?"

Mendengar jawaban Abu Muslim, Muawiyah pun tampak menahan emosi. Tanda kemarahan jelas tersirat di wajahnya. Namun sebelum ia melampiaskan amarahnya, buru-buru ia lekas turun dari mimbar dan mengatakan kepada yang hadir agar mereka tetap di tempatnya masing-masing. Untuk sesaat Muawiyah menghilang dan tidak tampak kemana perginya.

Beberapa saat kemudian ia pun muncul kembali seraya berkata, "Abu Muslim telah mengatakan sesuatu yang membuatku marah, sedangkan aku mendengar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

إن الغضب من الشيطان وإن الشيطان خلق من النار وإنماتطفأ النار بالماء فإذاغضب أحدكم فليغتسل

'Sesungguhnya marah itu dari syetan, sedangkan syetan itu dibuat dari api, dan api hanya dapat dipadamkan dengan air. Maka jika salah seorang di antara kamu marah, mandilah!' 

Kemudian aku pulang dan masuk ke rumah untuk mandi. Benar apa yang dikatakan oleh Abu Muslim bahwa harta yang diberikan itu bukan hasil kerja kerasku dan bukan pula hasil kerja keras ayahku. Maka dari itu, marilah dan ambillah pemberian untuk kalian." 

Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyat al-Auliya', sedangkan kisahnya disebutkan oleh Al-Ghazali dalam kitab Ihya'-nya, V: 70. Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan hadits ini dari Athiyyah dengan redaksi akhir kalimat "falyatawadhdha', artinya: maka berwudhulah!".