Ketika musim hujan tiba, biasanya banyak dijumpai tumbuhan hijau kecil yang muncul di dinding atau tembok-tembok rumah, teras-teras halaman, pada bebatuan, dan lain sebagainya. Bahkan tumbuhan mungil ini juga biasa dijumpai di jalanan bercor yang terlindung rindang pohon sehingga seringkali membuat orang terpeleset saat melewati jalan tersebut pakai motor, sepeda onthel, atau jalan kaki. Ya, itulah yang dinamakan lumut.
via pixabay |
Untuk melihat lebih dekat tumbuhan ini, cobalah anda lihat permukaan tembok rumah yang sudah lapuk dan tampak berwarna hijau. Kenapa permukaan tembok tersebut berwarna hijau?. Cobalah keruk sedikit permukaan tersebut dengan menggunakan pisau (hati-hati jangan sampai terluka) dan kemudian amati objek tersebut. Agar lebih jelas, anda juga bisa gunakan lup atau kaca pembesar jika punya. Apakah yang anda lihat?. Ternyata si hijau tersebut adalah sekumpulan tumbuhan berukuran kecil yang dikenal sebagai lumut.
Apa Itu Lumut?
Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang sederhana. Secara khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh yang tidak memiliki organ tubuh sebenarnya. Tumbuhan ini hanya memiliki organ yang menyerupai akar, batang, dan daun. Rizoid merupakan organ pengganti akar pada lumut yang memungkinkan lumut dapat menempel pada substrat dan menyerap air (mineral) dari dalam tanah. Pendistribusian air dan mineral organik di dalam tubuh biasa berlangsung secara difusi. Karena keterbatasan ini, lumut cenderung berukuran kecil. Kebanyakan lumut tinggi tubuhnya hanya mencapai beberapa sentimeter.
Selain itu, tumbuhan lumut juga merupakan tumbuhan pelopor yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Hal ini terjadi karena meski tumbuhan lumut berukuran kecil, tetapi mereka dapat membentuk koloni yang dapat menjangkau area secara luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan lainnya.
Macam-Macam Lumut
Pada umumnya, dikenal tiga macam tumbuhan lumut. Sebagian ahli membagi tumbuhan ini ke dalam tiga macam yang ditempatkan ke dalam takson kelas, yaitu kelas Bryopsida (lumut daun), kelas Hepaticopsida (lumut hati), dan kelas Anthoceropsida (lumut tanduk). Sedangkan sebagian ahli lainnya menempatkan tumbuhan ini ke dalam takson divisi. Contohnya yaitu divisi Bryophyta, Hepatophyta, dan Anthocerophyta.
Tumbuhan lumut memiliki daerah distribusi yang luas (kosmopolit) atau dapat tumbuh di mana-mana. Namun mereka sangat baik saat hidup pada daerah beriklim sedang dan tropis. Meski ada juga yang ditemukan di daerah gurun, kebanyakan lumut biasanya sering ditemukan di tempat-tempat lembab dan teduh seperti di celah-celah jalan setapak yang terlindung, batang pohon, permukaan batu, toren air, genteng rumah atau pada bagian permukaan tembok rumah yang sudah lapuk.
via shutterstock |
Menurut ulasan beberapa sumber, kurang lebih terdapat sekitar 25.000 jenis tumbuhan lumut yang bisa ditemukan di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, kabarnya ada sekitar 3.000 spesies lumut yang ditemukan tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Uniknya, Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat juga memiliki "Taman Lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia. Taman ini bahkan menjadi taman lumut terbesar di Indonesia dan taman lumut outdoor (luar ruangan) terbesar di dunia yang dijadikan pusat pengembangan dan penelitian.
Peranan Lumut Bagi Kehidupan
Meski kadang merugikan, lumut memiliki peranan besar dalam kehidupan. Keberadaan lumut dapat mempengaruhi kehidupan organisme lainnya. Di daerah bebatuan, kehadiran mereka penting karena mampu merombak struktur batu/karang menjadi tanah melalui pertumbuhannya ke dalam celah dan retakan batuan. Artinya, kehadiran tumbuhan ini dapat membuka kehidupan bagi organisme lainnya. Selain itu, mereka juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen dan penyimpan air yang baik.
Sedangkan bagi manusia, tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah. Sebagian petani juga menggunakan lumut untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada saat musim kemarau. Hal tersebut dilakukan dengan cara membenamkan tumbuhan ini ke dalam tanah atau meletakannya di permukaan tanah. Contohnya seperti pada tumbuhan lumut jenis Sphagnum yang biasa hidup di danau dan lumpur.
Bagi pecinta dekorasi rumah, belakangan juga banyak orang memilih lumut sebagai tanaman dekoratif di rumahnya. Tampilan warna hijaunya konon bisa memberikan efek menenangkan jika dipandang. Sementara manfaat lainnya, tumbuhan lumut jenis tertentu juga kabarnya diduga dapat digunakan sebagai obat. Contohnya yaitu seperti Marchantia polymorpha yang dapat digunakan sebagai obat radang hati (hepatitis). Diolah dari berbagai sumber.