Skip to main content

Dampak Bahaya Pencemaran Air dan Penanggulangannya

Selain pencemaran udara, kita juga tidak bisa menafikan akan terjadinya pencemaran air di sekitar kita. Pencemaran air merupakan keberadaan konsentrasi suatu zat pengotor di dalam air pada waktu cukup lama sehingga dapat menimbulkan pengaruh tertentu. Dengan kata lain, air menjadi tercemar jika terkontaminasi oleh substansi yang menyebabkan air tersebut tidak layak digunakan atau dikonsumsi.

pencemaran air
via istockphoto

Dewasa ini, pencemaran air terutama berasal dari berbagai kegiatan manusia seperti aktivitas pembuangan limbah industri/pabrik, pengolahan lahan pertanian dan limbah rumah tangga yang masuk ke sungai, danau, dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, banyak ikan dan makhluk hidup di dalamnya akan mati. Selain itu, air sungai dan laut yang tercemar juga mengakibatkan manusia sulit mendapat sumber air yang sehat dan bersih.
 
Berikut ini beberapa contoh pencemaran terhadap air yang sering kita jumpai di sekitar kita. 

Limbah Rumah Tangga

Air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan rumah tangga lainnya. Setelah digunakan, air biasanya dibuang atau dibiarkan mengalir ke selokan sebagai limbah. Selanjutnya, limbah air tersebut mengalir ke sungai, danau, atau laut. Limbah rumah tangga (limbah domestik) sebagian besar berupa air (sekitar 95% sampai 99%), sedangkan sisanya berupa materi organik. 

Materi organik merupakan sumber makanan bagi bakteri pembusuk. Di bawah kondisi aerob, bakteri tersebut akan merombak materi organik selama proses pembusukan dan memerlukan banyak oksigen terlarut. Penggunaan oksigen terlarut semacam ini dikenal dengan istilah BOD (biochemical oxygen demand). Kekurangan oksigen akibat tingginya BOD dapat menyebabkan kematian semua organisme aerob. 

Limbah Industri

Limbah industri merupakan salah satu faktor paling besar dalam terjadinya pencemaran air. Beberapa kegiatan industri/pabrik masih ada yang membuang limbah cairnya secara langsung ke sungai atau danau melalui pipa saluran air. Padahal, limbah cair tersebut seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai sehingga tidak menimbulkan pencemaran air. Pengolahan air (daur ulang) dapat membunuh berbagai mikroba penyebab infeksi yang ditemukan di dalam air. 

Meskipun begitu, pengolahan air tersebut tidak begitu efektif untuk menghilangkan bahan kimia dan racun. Penggunaan bahan kimia di berbagai industri/pabrik dapat menyebabkan pencemaran air yang serius. Jenis-jenis bahan kimia anorganik yang sering kali masuk ke sungai dan laut antara lain yaitu air raksa (Hg), seng (Zn), timbal (Pb), sianida (Cn), dan tembaga (Cu). Pengaruh bahan-bahan kimia ini bisa sangat berbahaya bagi manusia dan semua kehidupan. 

Limbah Pertanian

Sumber utama pencemaran air dari limbah pertanian adalah berupa pestisida. Pestisida merupakan racun kimia yang digunakan untuk membunuh hama pada tanaman. Pestisida sendiri dapat berupa insektisida, fungisida, herbisida, dan rodentisida. Salah satu jenis insektisida yang terkenal di antaranya yaitu DDT (Dichlorodiphenyl trichloroethane). Sisa penggunaan DDT dapat masuk ke sungai atau danau sehingga akan masuk ke dalam rantai makanan. 

Konsentrasi DDT akan meningkat di dalam tubuh organisme pada setiap tingkatan trofik. Proses peningkatan konsentrasi DDT pada organisme ini dikenal dengan istilah biomagnifikasi (biological magnification). Pada burung, pengaruh DDT dapat menyebabkan mereka menjadi infertil den memiliki struktur cangkang telur yang mudah pecah. Penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat merusak struktur tanah dan meracuni banyak organisme di dalamnya. 

Limbah Pertambangan

Limbah dari aktivitas pertambangan juga turut menyumbang dalam terjadinya pencemaran air. Contohnya yaitu pencemaran air sungai bercampur dengan batubara yang larut terbawa air hujan. Larutan batubara akan mencemari sumber air sumur di sekitar sungai sehingga dapat merusak ekosistem yang ada. Selain itu, pencemaran air oleh batu bara yang mengandung merkuri juga dapat berbahaya bagi tubuh manusia. 

Di sisi lain, tumpahan minyak atau kebocoran minyak di laut juga dapat mencemari air dan membahayakan ekosistem laut yang ada. Tumpahan minyak telah menyebabkan kerusakan yang sangat luas pada kehidupan beragam binatang laut seperti ikan, burung, kerang, dan terumbu karang. Komponen tumpahan minyak tersebut bisa sangat berbahaya bagi kehidupan laut dan fauna di daerah pantai.

Menanggulangi Pencemaran Air

Sampai saat ini, diketahui bahwa air merupakan senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan di Bumi ini. Semua makhluk hidup memiliki ketergantungan terhadap air sehingga keberadaannya sangat diperlukan untuk menunjang keberlangsungan makhluk-makhluk tersebut. Oleh karenanya, kesadaran akan pentingnya menjaga air agar bebas polutan juga menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat untuk melakukannya. 

Kesadaran terhadap tanggung jawab secara individu pada akhirnya harus dapat merubah perilaku kita agar lingkungan dapat menjadi lebih sehat untuk ditinggali bersama makhluk hidup lainnya. Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi pencemaran air. 
  • Tidak membuang limbah secara sembarangan. 
  • Menggunakan air secara hemat dan seperlunya. 
  • Mengurangi penggunaan detergen kimia di lingkungan rumah tangga. 
  • Keberadaan aktivitas Industri/pabrik hendaknya jauh dari pemukiman penduduk. 
  • Mengawasi penggunaan zat-zat kimia berbahaya oleh perusahaan, industri, atau perseorangan. 
  • Menggunakan Pestisida sesuai dosis yang dibutuhkan. 
  • Rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk meningkatkan konservasi air bawah tanah. 
  • Dll.