Abdullah bin Mas'ud (Ibnu Mas'ud) bin Ghafil bin Habib al-Hudzali adalah salah seorang sahabat Nabi yang tergolong generasi pertama pemeluk Islam (assabiqunal awwalun). Ia adalah orang keenam yang masuk Islam setelah Nabi Muhammad SAW mengawali dakwahnya di Makkah. Beberapa sumber menyebutkan Abdullah bin Mas'ud memiliki ciri fisik ukuran badan paling kecil di antara para sahabat Nabi lainnya.
Saat remaja, Abdullah bin Mas'ud merupakan seorang penggembala kambing. Ia menggembalakan kambing milik Uqbah bin Abi Mu'aith, salah seorang pemimpin Quraisy dan musuh utama Islam. Abdullah bin Mas'ud masuk Islam karena melihat keagungan Rasulullah SAW ketika mengusap susu hewan yang belum pernah keluar airnya. Namun dengan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi, tiba-tiba keluarlah air susu tersebut yang lezat untuk diminum.
Setelah masuk Islam, Abdullah bin Mas'ud datang menemui Nabi untuk menawarkan diri sebagai pembantu pribadi Rasulullah SAW. Ia juga meminta diajarkan doa yang dibaca oleh Nabi saat mengusap susu hewan tersebut. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar".
Benar saja, Abdullah bin Mas'ud dianugerahi Allah berupa kemauan baja yang mampu menundukkan para adikara dan ikut andil dalam merubah sejarah. Ia telah diberi anugerah ilmu oleh TuhanNya sehingga menjadi faqih atau ahli hukum Islam dan tulang punggung ahli Al Qur'an pada masa itu. Terhadap kealimannya ini, Rasulullah SAW pernah menyerukan kepada para sahabatnya untuk belajar Al-Qur’an salah satunya kepada Abdullah bin Mas'ud. Nabi bersabda:
خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَسَالِمٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ
"Ambillah Al-Qur’an itu dari empat orang, yaitu dari Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab"
via freepik.com |
Pada masa awal-awal Islam, Abdullah bin Mas'ud pernah membuat geger kaum Musyrikin Makkah ketika ia dengan berani membacakan Al-Qur'an secara terang-terangan di hadapan mereka. Dengan suaranya yang merdu namun lantang, ia langsung membacakan Surat Ar-Rahman di depan kerumunan kaum kuffar Makkah. Akibatnya, ia pun babak belur dihajar dan dianiaya oleh mereka. Meskipun begitu, ia tidak kapok bahkan bersedia untuk melakukannya lagi jika Rasulullah SAW mengizinkannya.
Sebagai pelayan Nabi, Abdullah bin Mas'ud selalu mendampingi Nabi kemana pun beliau pergi. Ia juga selalu menyediakan segala kebutuhan Nabi mulai dari menyediakan air mandi hingga membawakan sandal dan siwak. Bahkan, ia juga kerap kali masuk ke kamar Nabi untuk sekadar mengurus tempat tidur beliau. Karena kedekatannya dengan Nabi, Abdullah bin Mas’ud menjadi salah satu dari sedikit sahabat yang langsung mengumpulkan dan belajar Al-Qur’an langsung dari Rasulullah SAW.
Abdullah bin Mas'ud memang dikenal memiliki kepandaian dan pengetahuan mendalam tentang Islam dan Al Qur'an. Dengan ingatannya yang kuat, ia tahu betul kapan, di mana, dan kepada siapa (asbabun nuzul) sebuah ayat diturunkan. Selain itu, Abdullah bin Mas'ud juga dikenal memiliki suara yang merdu dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Tidak jarang ia diminta untuk membacanya di depan Rasul, karena beliau merasa rindu akan suaranya. Lebih dari itu, ia juga adalah tempat Rasulullah menumpahkan keluhan dan mempercayakan rahasia-rahasia untuk dijawabnya. Oleh karenanya, Rasulullah memberikan gelar kepadanya "Peti Rahasia" (sirr al sunduuq).
Menurut sejarah, Abdullah bin Mas'ud juga turut berpartisipasi dalam banyak peperangan bersama Rasulullah SAW. Ia berpartisipasi dalam pertempuran Badar dan berhasil membunuh Abu Jahal. Rasulullah yang gembira atas terbunuhnya Abu Jahal kemudian menghadiahkan pedangnya kepada Ibnu Mas'ud. Dedikasinya dalam melindungi Nabi memang tidak diragukan lagi. Bahkan saat terjadi pertempuran Uhud, Ibnu Abbas menyebutnya sebagai sejumlah sahabat setia Rasulullah SAW yang tidak meninggalkan Nabi.
Abdullah bin Mas'ud juga banyak meriwayatkan hadits. Menurut Imam Nawawi, ada sekitar 848 hadits yang diriwayatkannya dari Rasulullah SAW. Abdullah bin Mas’ud wafat di Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (32 H/653 M) ketika usianya 65 tahun. Jasadnya dikebumikan di Pemakaman Baqi', Madinah. (diolah dari berbagai sumber)