Menurut riset beberapa tahun lalu, diperkirakan terdapat 1,3 hingga 2 juta pengguna narkoba di Indonesia. Setiap pecandu biasanya dapat menghabiskan 50 ribu hingga 200 ribu perharinya untuk mendapatkan obat-obatan tersebut. Itu artinya omzet narkoba di Indonesia dapat mencapai 200 miliar perharinya. Sangat disayangkan jumlah uang sebesar itu hanya digunakan untuk merusak fisik dan psikis generasi muda kita.
Narkoba adalah akronim dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Istilah narkoba ini sebenarnya kurang menyeluruh untuk menggambarkan macam zat yang berpengaruh pada sistem saraf. Oleh karena itu, saat ini mulai dipopulerkan istilah napza yang merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif yang meliputi bahan-bahan narkotika, minuman keras, bahan yang berpengaruh kepada psikis (psikotropika), dan bahan-bahan yang menimbulkan ketagihan/ kecanduan.
via istockphoto |
Sebenarnya obat-obatan ini digunakan secara terbatas untuk pengobatan. Zat yang sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pasien dalam proses pembedahan termasuk jenis narkotika. Namun untuk pemakaian ini pun harus dengan dosis yang tepat di bawah pengawasan dokter. Akan tetapi karena efeknya yang dianggap dapat membuat jiwa lebih tenang dan nyaman, maka ada upaya bagi sebagian orang untuk mendapatkan obat-obat tersebut secara ilegal.
Padahal, penggunaan obat-obatan tersebut bisa sangat berbahaya karena jika digunakan terus-menerus dan melebihi dosis akan berakibat buruk bagi kesehatan. Pemakaian obat-obatan tersebut dapat menimbulkan ketagihan dan mengakibatkan kerusakan alat tubuh terutama sistem saraf, penurunan gairah seksual, kemandulan, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Golongan Obat Berdasarkan Pengaruhnya terhadap Sistem Saraf
Pada dasarnya, obat-obatan yang memiliki pengaruh terhadap sistem saraf dapat dibedakan atas 4 golongan, yaitu sebagai berikut:
a. Sedatif
Golongan obat ini mengakibatkan penurunan aktivitas normal otak, sehingga si pemakai merasa mengantuk. Obat jenis ini dikenal sebagai obat tidur Contohnya valium.
b. Stimulan (merangsang kerja otak)
Kerja golongan obat ini berlawanan dengan golongan sedatif, yaitu mempercepat kerja otak. Akibat penggunaan obat ini pemakai merasa kuat meski tidak tidur dan merasa berada dalam kondisi prima. Obat ini disebut juga dengan istilah pil semangat. Contohnya kokain.
c. Halusinogen
Golongan obat ini mengakibatkan timbulnya khayalan (halusinasi) pada si pemakai. Contoh obat ini adalah mariyuana atau ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
d. Penahan Rasa Nyeri (painkiller)
Kerja obat golongan ini adalah menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai pusat rasa sakit. Obat ini sering disebut sebagai narkotika. Contoh obat ini adalah morfin dan heroin, yang berasal dari tumbuhan opium.
Efek Bahaya Penggunaan Obat-obatan Terlarang
Penyalahgunaan obat-obatan secara terus-menerus dan melebihi dosis yang ditentukan memang dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Efek-efek yang ditimbulkan oleh pemakaian obat-obatan tersebut secara terus-menerus antara lain sebagai berikut:
a. Hilangnya koordinasi tubuh. Hal ini karena di dalam tubuh pemakai kekurangan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter umum di otak, sehingga jika dopamin tidak dihasilkan, sinapsis akan terganggu. Akibatnya impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.
b. Kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus, terjadi kram perut, gangguan sistem saraf, dan bahkan mengakibatkan kematian.
c. Hilangnya kendali otot gerak, kesadaran dan denyut jantung melemah, terjadi kerusakan hati dan lambung, dan bagi wanita hamil dapat melahirkan anak yang cacat.
d. Hilangnya nafsu makan sehingga pengguna menjadi kurus kering, misalnya akibat minuman keras, sabu-sabu (SS), dan narkotika.
Orang yang telah kecanduan narkoba akan sangat menderita apabila tidak mengonsumsinya. Oleh karenanya, mereka biasanya akan nekat melakukan berbagai tindakan kriminal untuk mendapatkan narkoba yang diinginkannya.
Untuk menyembuhkannya, diperlukan terapi yang tepat dengan mengurangi konsumsi sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter. Diperlukan juga dukungan moral dari keluarga dan lingkungannya serta harus mempunyai tekad kuat untuk sembuh.
Selain obat-obatan sebagaimana diuraikan di atas, terdapat pula jenis minuman beralkohol yang juga berbahaya bagi kesehatan. Minuman keras memang dapat menyegarkan badan, tetapi dapat pula memabukkan dan menghilangkan kesadaran peminumnya.
Minuman beralkohol juga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan dan pengerasan sel-sel hati yang dikenal sebagai sirosis hepatis (sirosis hati). Akibatnya, fungsi hati akan terganggu dan dapat merenggut jiwa penderitanya.
Pemakaian minuman ini akan menjadi lebih berbahaya lagi apabila dicampur dengan bahan lain yang tidak lazim sebagai bahan pencampur, misalnya soft drink atau spiritus. Minuman campuran (oplosan) ini dapat menimbulkan kematian bagi peminumnya.