Skip to main content

Kiat-Kiat Sehat dalam Menjalankan Ibadah Haji

Selain pengetahuan tentang manasik haji, setiap calon jemaah haji hendaknya memperhatikan kondisi kesehatannya karena ibadah ini tergolong berat di banding dengan ibadah lainnya. Setiap pelaksanaan ibadah haji, tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia karena faktor kesehatan. Untuk itu, penting bagi setiap calon jamaah haji agar mempersiapkan kondisi fisik yang prima agar jalannya prosesi ibadah haji dapat dilaksanakan dengan lancar dan tanpa hambatan. 

jamaah haji

Dirangkum dari majalah Asy Syifa, berikut ini kami uraikan beberapa kiat sehat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap prima saat menjalankan ibadah haji. 

Kiat Sehat Menunaikan Haji

Sebelum berangkat ke tanah suci, setiap calon jemaah hendaknya konsultasi dulu dengan dokter, terutama bagi calon jamaah yang menderita penyakit diabetes, jantung, ginjal, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, rheumatik, dan lain-lain. Biasanya, kepada mereka akan dianjurkan untuk membawa obat-obatan yang telah diberikan dokter.

Bagi penderita diabetes, sebaiknya makan dengan menu yang kaya serat seperti sayur-sayuran. Sebaiknya juga tidak mengkonsumsi nasi dan kue-kue yang berlebihan. Sementara bagi penderita penyakit jantung, harus memperhatikan diet makanannya dan mengkonsumsi makanan yang berkeseimbangan. Pada siang hari yang amat panas, jangan mandi dengan langsung mengguyur kepala karena hal itu dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan stroke atau lumpuh sebelah badan.

Sedangkan bagi mereka yang sehat, tidak berarti aman dari penyakit. Jika kurang waspada menjaga kesehatan di tanah suci akan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi cuaca yang berbeda di sana akan dapat mempengaruhi kesehatan dan keadaan tubuh. Temperatur di Arab Saudi berkisar antara 27-52°C, dengan kelembaban udara antara 505-805. Menurunnya daya tahan tubuh, sariawan, sakit gigi, radang rongga hidung, radang rongga rahang, keringnya kulit tubuh, kekurangan zat asam, membengkaknya prostat, gangguan pendengaran, hipertensi, asma, liver, rheumatik, sakit telinga, dan sakit perut yang disertai muntah dan diare merupakan jenis-jenis penyakit yang mungkin mudah menyerang pada kondisi perbedaan iklim yang mencolok seperti itu.

Gangguan kesehatan lainnya yaitu gatal-gatal pada kulit yang disebabkan karena seringnya mandi. Hal ini akan menyebabkan lapisan lemak di atas kulit menipis atau menghilang. Apabila hendak mandi, sebaiknya tidak menggunakan sabun soda karena dapat mengakibatkan urat-urat syaraf yang halus di permukaan kulit tidak terlindungi oleh lemak, sehingga kulit mudah iritasi dan gatal-gatal. Bila digaruk akan menimbulkan peradangan.

Cuaca yang dingin di tanah suci berbeda dengan cuaca dingin di Indonesia. Hal ini tentu akan mempengaruhi untuk beradaptasi (menyesuaikan diri). Bagi para jamaah yang tidak mampu beradaptasi, hendaknya mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menghangatkan tubuh seperti bubuk jahe (dapat dibeli berbentuk kemasan yang sebaiknya dibawa waktu berangkat haji). Bubuk tersebut diminum dalam keadaan hangat.

Selain itu, cuaca dingin juga dapat mempengaruhi gejala rheumatik, gatal-gatal, alergi, dan lain-lain. Untuk mengatasinya hendaknya minum obat yang sudah dibawa dari tanah air. Apabila sudah sampai pada tahap yang lebih serius, dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter setempat. Rheumatik, asam urat, nyeri, kaku pada persendian tulang dan lain-lain juga sering kambuh ketika cuaca dingin. Bahkan timbul secara mendadak. Untuk itu, bahan-bahan makanan yang dapat memicu timbulnya penyakit tersebut seperti kembang kol, kol, bayam, daun singkong, kangkung, jeroan, kacang-kacangan kering sebaiknya dihindari.

Menjaga keseimbangan gizi dalam tubuh sangatlah penting. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan mengendalikan diri, khususnya ketika berada di tanah suci.

Agar tubuh tetap sehat, dibutuhkan sekitar 50 zat gizi, yaitu zat yang terkandung dalam makanan yang digolongkan ke dalam hidrat arang, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Keenam zat gizi tersebut harus divariasikan ke dalam menu makanan sehari-hari, karena keseimbangan gizi di dalam tubuh akan menunjang kesehatan bagi kelangsungan menjalankan ibadah haji.

Makanan kaleng-kalengan yang diawetkan juga sebaiknya dihindari, berupa daging, ikan, ataupun buah-buahan, karena mengandung zat pengawet dan mempunyai efek karsinogenik (penyebab penyakit kanker), dan nilai gizinya jauh berkurang. Bila ingin masak sendiri, pilihlah bahan mentah yang segar, jarak antara memasak dengan makan jangan terlalu lama, sebab bila kelamaan gizinya akan berkurang juga.

Selain beberapa ketentuan di atas, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:

1. Istirahat dan tidur yang cukup, sebab bisa memulihkan tenaga bagi yang sakit dan menambah tenaga bagi yang sehat.

2. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh.

3. Agar mengkonsumsi royal jelly, been pollen, bubuk beras merah, dan madu, karena dapat meningkatkan stamina (madu tidak dianjurkan bagi penderita diabetes).

4. Sebaiknya bubuk beras merah dibuat sebelum berangkat haji agar mudah mempergunakannya. Cara memasaknya terserah selera masing-masing. Bubuk tersebut sangat baik dikonsumsi oleh penderita jantung, diabetes, hipertensi, dan lain-lain, dengan ditambahkan susu dan madu. Namun bagi penderita diabetes madu diganti gula pengganti.

5. Hindari agar tidak mengkonsumsi es karena dapat mengundang flu, batuk, atau sakit tenggorokan.

6. Jangan memaksakan diri untuk melakukan amalan-amalan yang tidak diharuskan bila kondisi tubuh tidak lagi memungkinkan, sebab bisa jadi yang wajib justru tidak terselesaikan akibat jatuh sakit.

7. Hematlah tenaga seefisien mungkin. Usahakan memilih waktu yang tepat. Perhatikan tanda-tanda sengatan matahari berupa kram panas, lelah panas, dan sengatan panas sejak awal. Sengatan panas dapat menimbulkan heart stroke, dan ini dapat dicegah dengan istirahat cukup, menghindari sinar matahari langsung dengan berteduh, memakai payung, berpakaian longgar terutama di bagian leher, lengan, dan kaki.

8. Banyak di antara jamaah haji yang tidak biasa jalan jauh sehingga menimbulkan jetlags (keterkejutan). Cara mengatasinya ialah:
  • Mengubah jadwal makan beberapa hari sebelum berangkat haji.
  • Tidak makan terlalu banyak.
  • Mengikuti jam makan dan tidur setempat.
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak protein dan vitamin pada siang hari, agar tubuh tidak cepat lelah dan mengantuk.