Meski kadang dianggap membawa dampak positif bagi sebagian orang, nyatanya merokok justru lebih banyak membawa dampak negatif bagi penikmatnya. Selain menguras isi dompet anda, merokok juga dapat membahayakan kesehatan tubuh. Baik perokok aktif maupun perokok pasif, keduanya sama-sama terkena dampak bahaya dari asap rokok. Bahkan kabarnya perokok pasif justru terkena dampak lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif.
via pixabay |
Bagi para perokok, memang sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan yang sudah menjadi kesehariannya tersebut. Bahkan meski setiap bungkus rokok sudah diberi peringatan akan bahayanya rokok, tetap saja tidak digubrisnya. Padahal banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang tidak berhenti merokok. Merokok bukan hanya merugikan si perokok, tetapi juga mengganggu dan berdampak negatif pada orang-orang di sekitarnya.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun. Namun pada kenyataannya, resolusi tersebut seolah tidak begitu berdampak pada masyarakat Indonesia. Ketika di negara maju terdapat kecenderungan masyarakatnya untuk berhenti merokok, sayangnya di negara berkembang, misalnya Indonesia, kecenderungan merokok justru meningkat.
Laporan WHO tahun 1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1,1 persen per tahun. Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8 persen pria dan 9,8 persen wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada kelompok remaja, 49 persen pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di Jakarta sudah merokok (Kompas, 30 Juni 2003).
Kandungan Asap Rokok
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109 ppm. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amonia, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
via pixabay |
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak terdapat pada asap samping. Misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak terdapat pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amonia 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruangan setelah rokok padam.
Dampak Rokok pada Paru-Paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran pernapasan besar, sel mukosa membesar (disebut hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (disebut hiperplasia). Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi penyebab utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (POPM). Merokok merupakan penyebab utama timbulnya POPM, antara lain emfisema (pembengkakan) paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
via istockphoto |
Merokok juga dapat menyebabkan timbulnya kanker paru-paru. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4 - 5 dekade terakhir ini. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, merupakan bahan karsinogenik (penyebab kanker). Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.
Dampak Negatif Lainnya Akibat Merokok
Selain mengganggu, merusak, dan menimbulkan penyakit dan gangguan pada paru-paru dan sistem pernapasan manusia, merokok juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai gangguan dan penyakit yang lain. Gangguan dan penyakit tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Jantung Koroner
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan pembuluh darah perifer.
b. Stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga pecah (stroke) banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
c. Menurunkan Daya Tahan tubuh
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan bahwa kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
d. Gangguan Fisiologis
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatetik yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan oksigen otot jantung. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit sehingga terjadi adhesi trombosit (penempelan trombosit ke dinding pembuluh darah).
Karbon monoksida (CO) melarutkan hemoglobin, sehingga menurunkan persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh, termasuk otot jantung. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/ penebalan dinding pembuluh darah arteri karena penumpukan kolesterol).
Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas (kekentalan) darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotelium (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, rokok juga mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.