Salah satu dari kodrat seorang wanita adalah melahirkan, tentunya bagi mereka yang sudah memiliki pendamping hidup (suami). Bagi kebanyakan pasangan suami istri, kehamilan adalah kabar baik dan menggembirakan yang patut disyukuri. Bagaimana tidak, dengan hamil berarti anggota keluarga baru akan segera hadir untuk mewarnai kehidupan dalam sebuah rumah tangga.
via istockphoto |
Pada umumnya, masa kehamilan (gestasi) dihitung sejak adanya pembuahan sampai dengan kelahiran, lamanya sekitar 226 hari atau 38 minggu atau 9 bulan 10 hari. Korpus luteum akan berdegenerasi (mengerut) pada umur sepuluh minggu setelah pembuahan. Untuk memelihara kehidupan kandungan, plasenta menggantikan korpus luteum dengan memproduksi hormon progesteron dan estrogen. Semakin tua usia kehamilan, jumlah estrogen dalam darah makin banyak, sedangkan progesteron semakin sedikit.
Keadaan ini berkaitan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah uterus untuk berkontraksi. Hormon lain yang membantu kontraksi uterus pada saat persalinan atau proses kelahiran adalah hormon oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada proses kehamilan, progesteron merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi sesudah lahir, hormon yang merangsang pertumbuhan kelenjar air susu adalah hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Setelah proses persalinan, seorang ibu harus merawat kondisi tubuhnya. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para ibu setelah melahirkan, antara lain yaitu sebagai berikut.
1. Mengkonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung banyak zat besi. Jika dirasakan kurang maka perlu mengonsumsi suplemen zat besi dengan dosis menurut anjuran petugas medis.
2. Selalu menjaga kebersihan diri dan sebaiknya tidak melakukan cara-cara tradisional yang berbahaya, misalnya menggunakan abu panas untuk menyembuhkan luka pada vagina.
3. Melakukan pemeriksaan pasca persalinan kepada dokter kebidanan atau kepada para ahli tenaga medis yang berkompeten.
Selain harus dapat merawat dirinya setelah melahirkan, seorang ibu juga harus dapat merawat bayinya secara sehat, antara lain dengan memberi ASI dan makanan yang bergizi. Hal-hal penting yang harus diketahui ibu dalam merawat bayinya antara lain sebagai berikut.
1. Segera menyusui setelah melahirkan, memberikan ASI yang pertama keluar (disebut kolostrum, berwarna kuning) pada bayi karena mengandung zat kekebalan dari ibu.
2 Memberikan imunisasi kepada bayi untuk melindungi bayi dari penyakit menular, seperti difteri, batuk rejan, tetanus, polio, TBC, dan campak.
3. Memberikan ASI eksklusif paling tidak selama 4 bulan (dianjurkan selama 6 bulan) kemudian baru diberi makanan tambahan yang mengandung gizi yang baik dan sesuai dengan umur bayi.
Mengapa ASI Begitu penting Bagi Bayi
Dewasa ini, sering dijumpai para ibu, terutama ibu-ibu muda, yang kurang peduli dan perhatian dengan bayinya terkait kebutuhan ASI. Banyak di antara mereka yang lebih mengandalkan produk susu formula untuk bayinya dengan alasan sibuk berkarir, asi keluar sedikit, dan lain sebagainya. Padahal, ASI sangat penting bagi tumbuh kembang bayi. Setiap bayi juga berhak untuk mendapatkan air susu ibu (ASI) dari ibunya.
Berikut ini di antara beberapa alasan mengapa air susu ibu (ASI) begitu penting bagi bayi:
1. Air susu ibu (ASI) yang pertama keluar (kolostrum) dan berwarna kuning merupakan susu yang bersih dan makanan yang paling cocok untuk bayi, serta mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari penyakit menular.
2. ASI mengandung gizi yang bernilai tinggi untuk pertumbuhan dan kecerdasan bayi.
3. ASI mudah dicerna, tidak menyebabkan susah buang air besar dan alergi, selalu bersih dan segar serta mempunyai suhu yang sesuai untuk bayi. ASI juga dapat langsung diminum setiap saat dibutuhkan.
4. ASI dapat mempererat hubungan batin antara bayi dan ibunya.
Bagi kaum ibu yang merasa ASInya tidak lancar, ramuan resep-resep alami berikut ini mungkin bisa anda coba praktekkan untuk melancarkan kembali keluarnya ASI.
Resep 1:
Beberapa helai daun pepaya dicuci, layukan di atas api. Hangat-hangat ditaruh di sekeliling payudara.
Resep 2:
Beberapa biji jagung tua disangrai sampai meretak dan garing. Makan sebagai kudapan. Atau bisa juga dengan makan jagung rebus.
Resep 3:
Parut 1 rimpang temu lawak yang sudah dicuci, lalu campurkan dengan sedikit tepung kanji dan sedikit air panas. Diaduk, saring, diminum 1 kali sehari. (Catatan : penderita sakit ginjal sebaiknya tak minum sari temu lawak mentah).
Resep 4:
Segenggam daun katuk dimasak menjadi sayur atau bisa juga dilalap. Konsumsi secara teratur.
Resep 1:
Beberapa helai daun pepaya dicuci, layukan di atas api. Hangat-hangat ditaruh di sekeliling payudara.
Resep 2:
Beberapa biji jagung tua disangrai sampai meretak dan garing. Makan sebagai kudapan. Atau bisa juga dengan makan jagung rebus.
Resep 3:
Parut 1 rimpang temu lawak yang sudah dicuci, lalu campurkan dengan sedikit tepung kanji dan sedikit air panas. Diaduk, saring, diminum 1 kali sehari. (Catatan : penderita sakit ginjal sebaiknya tak minum sari temu lawak mentah).
Resep 4:
Segenggam daun katuk dimasak menjadi sayur atau bisa juga dilalap. Konsumsi secara teratur.